Apakah
Bahasa Itu?
Bahasa
(language)
adalah suatu bentuk kombinasi baik lisan, tertulis, maupun isyarat yang
didasarkan pada sebuah sistem simbol. Bahasa terdiri atas kata-kata yang
digunakan oleh masyarakat (perbendaharaan kata) dan aturan-aturan untuk memvariasikan
dan mengombinasikan kata-kata tersebut (tata bahasa dan sintaksis).
Semua bahasa manusia mempunyai
sejumlah karakteristik yang umum (Waxman & Lids, 2006). Karakteristik
tersebut meliputi generativitas yang tidak terbatas dan aturan-aturan organisasional.
Generativitas yang tidak terbatas (infinite generativity) adalah kemampuan
untuk menghasilkan kalimat bermakna yang tidak terbatas jumlahnya dengan
menggunakan serangkaian kata-kata dan aturan yang terbatas.
Bahasa melibatkan lima sistem
aturan: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
·
Fonologi (phonology) adalah sistem
bunyi dari sebuah bahasa, termasuk bunyi yang digunakan dan bagaimana bunyi-bunyi
tersebut dapat dikombinasikan (Menn & Stoel-Gammon,2005). Sebagai contoh,
bahasa inggris mempunyai bunyi sp, ba, dan
ar, tetapi urutan bunyi zx dan qp tidaklah ada.
Fonem adalah satuan dasar dari bunyi dalam sebuah bahasa;
fonem adalah satuan terkecil dari bunyi yang memengaruhi makna. Sebuah contoh
menarik dari sebuah fonem dalam bahasa inggris adalah /k/, bunyi yang diwakili
oleh huruf k dalam kata ski dan huruf c dalam kata cat. Bunyi
/k/ sedikit berbeda pada kedua kata tersebut, dan dalam beberapa bahasa seperti
bahasa arab, kedua bunyi tersebut merupakan fonem yang berbeda.
·
Morfologi (morphology) merujuk pada
satuan makna yang terlibat dalam pembentukan kata. Morfem adalah satuan minimal dari makna; morfem adalah sebuah kata
atau bagian dari sebuah kata yang kita dapat dipecah menjadi bagian yang lebih
kecil yang mempunyai makna. Jadi, tidak semua morfem merupakan kata utuh;
misalnya, pre-, -tion, dan –ing adalah morfem.
Jika aturan
yang mengatur fonologi mendeskripsikan urutan bunyi yang dapat terjadi dalam
sebuah bahasa, aturan morfologi mendeskripsikan cara satuan-satuan yang mempunyai
makna (morfem) dapat dikombinasikan menjadi kata-kata (Tager-Flusberg, 2005).
·
Sintaksis (syntax) melibatkan cara mengombinasikan kata-kata untuk menyusun
frase dan kalimat yang dapat diterima. Jika seseorang berkata kepada Anda, “Bob slugged Tom” (Bob menghantam Tom)
atau “Bob was slugged by Tom” (Tom
dihantam Bob), Anda mengetahui siapa yang melakukan hantaman dan siapa yang
dihantam dalam masing-masing kalimat karena Anda mempunyai pemahaman sintaksis
terhadap struktur kalimat tersebut. Anda juga memahami bahwa kalimat “You didn’t stay, did you?” adalah
kalimat yang gramatikal, tetapi bahwa “You
didn’t stay, didn’t you?” adalah kalimat yang tidak berterima dan bersifat
ambigu.
Jika Anda
mempelajari bahasa lain, sintaksis bahasa Inggris tidak akan membawa Anda
terlalu jauh. Sementara dalam bahasa Spanyol kata sifat biasanya mengikuti kata
benda (cielo azul). Akan tetapi,
meski ada perbedaan dalam struktur sintaksis kedua bahasa tersebut,
bahasa-bahasa di dunia mempunyai banyak kesamaan. Para pengguna bahasa tidak
dapat memproses subjek dan objek, yang diatur dalam cara yang terlalu kompleks
dalam sebuah kalimat. Itu adalah berita baik bagi pembelajar bahasa, karena itu
berarti bahwa semua sistem sintaksis mempunyai dasar yang serupa. Temuan-temuan
seperti ini juga dianggap penting oleh peneliti yang tertarik pada sifat-sifat
universal dari sintaksis. (Chang, Dell, & Bock, 2006; Tager-Flusberg,
2005).
·
Semantik (semantics) merujuk pada
makna kata dan kalimat. Setiap kata mempunyai seperangkat ciri-ciri semantik
atau atribut-atribut yang dibutuhkan terkait dengan makna. Girl dan women, misalnya,
memiliki banyak ciri semantik yang sama, tetapi secara semantik berbeda dalam
hal usia.
·
Pragmatik (pragmatics)-penggunaan
bahasa yang tepat dalam konteks yang berbeda. Pragmatik mencakup banyak
wilayah. Ketika Anda berbicara secara bergiliran dalam sebuah diskusi atau
menggunakan pertanyaan untuk menyampaikan perintah (“Why is it so noisy here? What is this, Grand Central Station?”
[“mengapa sangat gaduh disini? Apakah ini, Grand Central Station?”]), Anda
sedang menunjukkan pengetahuan pragmatik.
Aturan-aturan
pragmatik dapat menjadi sangat kompleks dan aturan tersebut berbeda dari satu
budaya dengan budaya lainnya (Bryant, 2005). Beberapa dari aturan pragmatik ini
menyangkut cara mengucapkan “terima kasih.” Bahkan, pragmatik untuk mengucapkan
“terima kasih” benar-benar kompleks dalam budaya kita sendiri. Anak prasekolah
menggunakan ungkapan terima kasih
tergantung pada jenis kelamin, status sosial-ekonomi, dan umur dari individu
yang mereka tuju.
Pengaruh
Biologis dan Lingkungan
Noam Chomsky (1957), menyatakan
bahwa manusia mempunyai susunan saraf dan otak untuk belajar bahasa pada waktu
tertentu dan dalam cara tertentu. Anak-anak juga bervariasi dalam akuisisi
bahasa mereka dengan cara yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor lingkungan
saja. Sebagai contoh, pelopor peneliti bahasa, Roger Brown (1973), mencari
bukti bahwa orang tua mendorong anak-anak mereka untuk berbicara dengan tata
bahasa yang benar.
Para ahli bahasa lainnya
berpendapat bahwa pengalaman anak, bahasa tertentu yang dipelajari, dan konteks
di mana pembelajaran terjadi, dapat sangat memengaruhi akusisi bahasa
(Goorhuis-Brouwer, 2004; Hoff, 2006; Tomasello, 2006). Banyaknya variasi yang
terjadi dalam perkembangan bahasa ketika pengasuh anak memiliki perbedaan secara
substansial dalam cara mengajarkan bahasa, menunjukkan bahwa lingkungan
memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan bahasa, khususnya dalam
akuisisi perbendaharaan kata (Nagy, 2005; TamisLeMonda, Bornstein, &
Baumwell,2001).
Di dalam atau di luar sekolah,
dukungan terhadap perkembangan bahasa, dan bukan latihan dan ulangan, merupakan
kuncinya (Hiebert & Kamil, 2005; Oates & Grayson, 2004). Perkembangan
bahasa bukan hanya merupakan masalah diberi penghargaan atau mengatakan hal-hal
dengan benar dan menirukan seorang pembicara.
Bagaimana
Bahasa Berkembang
Masa
Bayi.
Celotehan dimulai pada usia 3-6
bulan. Bayi biasanya mengutarakan kata pertama mereka pada usia 10-13 bulan.
Pada usia 18-24 bulan, bayi biasanya telah mulai merangkai dua kata bersama-sama.
Dalam tahapan dua kata ini, mereka dengan cepat memahami pentingnya bahasa
dalam komunikasi, dan menciptakan frase seperti “Book here (Buku di sini),” “My
candy (Permen saya),” “Mama walk (Mama
berjalan),” dan “Give Papa (Beri Papa)”.
Masa
Kanak-kanak Awal.
Transisi dari kalimat sederhana
untuk mengekspresikan proposisi tunggal menjadi kalimat kompleks, dimulai sejak
umur 2-3 tahun dan berlanjut ke tahun-tahun sekolah dasar (Blomm, 1998).
Seorang anak berumur 3 tahun dengan senang berkomentar.
Marilah kita mengkaji
perubahan-perubahn dalam sistem lima aturan yang telah dideskripsikan di
awal-fonologi, morfologi, sintaksis, dan pragmatik. Selama masa kanak-kanak
awal. Dalam istilah fonologi, sebagian besar anak prasekolah secara bertahap
menjadi lebih peka terhadap bunyi kata-kata yang diucapkan (National Research
Council, 1999).
Pemahaman anak-anak terhadap
aturan-aturan morfologis merupakan hal yang dipelajari dalam sebuah eksperimen
klasik oleh peneliti bahasa anak, Jean Berko (1958). Berko menunjukkan
kartu-kartu kepada anak-anak prasekolah dan anak kelas satu.anak-anak diminta
untuk melihat kartu tersebut ketika penguji membacakan kata-katanya dengan
keras. Kemudian, anak-anak diminta untuk mengisi kata-kata yang hilang. Ini
mungkin kedengarannya mudah, tetapi berko tidak hanya tertarik pada kemampuan anak
untuk mengingat kata yang tepat, tetapi juga dalam kemampuan mereka untuk
mengucapkan “secara benar” dengan akhiran yang ditentukan oleh aturan-aturan
morfologis.
Apa yang membuat studi Berko
mengesankan adalah bahwa semua kata-kata tersebut fiktif; kata-kata itu diciptakan khusus untuk eksprimen tersebut.
Jadi, anak-anak tidak dapat mendasarkan respons mereka pada ingatan atas
contoh-contoh masa lalu dari mendengar kata-kata tersebut. Sementara, mereka
dipaksa untuk bergantung pada aturan. Anak-anak prasekolah juga belajar dan
menerapkan aturan-aturan sintaksis (Marchman & Thal, 2005; Tomasello,
2006). Setelah menguasai ujaran dua kata, anak menunjukkan penguasaan lebih
atas aturan-aturan kompleks mengenai bagaimana kata-kata harus diurutkan.
Perbendaharaan kata percakapan
seorang anak berumur 6 tahun berkisar antara 8.000 hingga 14.000 kata. Dengan
mengasumsikan bahwa pembelajaran kata dimulai ketika anak berumur 12 bulan, ini
berarti 5 hingga 8 makna kata baru setiap hari antara umur 1 dan 6 tahun. Pada
sekitar umur 3 tahun, anak-anak meningkatkan kemampuan mereka untuk berbicara
mengenai hal-hal yang tidak hadir secara fisik. Artinya, mereka mengalami
kemajuan dalam penguasaan atas karakteristik-karakteristik bahasa yang dikenal
sebagai pemindahan (displacement).
Masa
Kanak-kanak Pertengahan Akhir.
Mereka harus mempelajari prinsip
alfabetis, bahwa huruf-huruf alfabet mewakili bunyi bahasa. Menurut beberapa
perkiraan, di Amerika Serikat, anak-anak sekolah dasar mengalami kemajuan pada
tingkat yang sangat mengagumkan yaitu 22 kata sehari! Rata-rata anak AS yang
berumur 12 tahun, telah mengembangkan perbendaharaan kata untuk percakapan
sekitar 50.000 kata.
Masa
Remaja.
Perkembangan bahasa selama masa
remaja meliputi peningkatan kompleksitas dalam penggunaan kata-kata. Remaja
juga mengembangkan kemampuan yang lebih cerdik dalam menggunakan kata-kata.
Contoh, individu “menarik garis di atas pasir” untuk mengindikasikan sebuah
posisi yang tidak dapat dinegosiasikan; sebuah kampanye politik dikatakan
sebagai sebuah maraton, bukan sprint.
Dan remaja menjadi lebih mampu untuk memahami dan menggunakan sindiran, yang merupakan penggunaan
ironi, ejekan, atau pikiran untuk mengungkapkan kebodohan atau kejahatan.
Karikatur adalah sebuah contoh dari sindiran. Pemikiran logis yang lebih maju
juga memungkinkan remaja yang berumur sekitar 15-20 tahun untuk memahami karya
sastra yang rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar