A.
ASAL
MULA TES PSIKOLOGI
Sejarah tes psikologi
adalah sebuah kisah menarik yang memiliki banyak relevansi dengan
praktek-praktek dimasa kini. Para psikolog Eropa mengukur intelegensi selama
akhir abad 19 dan era sebelum Perang Dunia 1. Tes-tes intelegensi awal dan
penggantinya kerap menghasilkan pengaruh yang kiat terhadap orang-orang yang
dites. Tes-tes awal di Amerika Serikat memiliki data berlimpah jumlahnya tes
yang dikembangkan oleh para psikolog Amerika pada paruh pertama abad 20.
Jenius Inggris Francis
Galton (1822-1911) menemukan rangkaian tes pertama, yaitu gabungan istimewa
antara pengukuran sensori dan motorik. Psikolog America James McKeen
(1860-1944) melakukan penelitian bersama dengan Galton dan kemudian
mengemukakan agenda tes modern dalam makalah klasiknya yang berjudul “Mental
Tests and Measurements”.
Pada pembahasan ini akan
dijelaskan prinsip-prinsip tes psikologi, menelaah penerapanya dalam
bidang-bidang khusus (kepribadian, inteligensi, neuropsikologi) dan mengulas
konsekuensi sosial serta hukum dari tes.
1.
Bentuk-bentuk
dasar tes di Cina pada Tahun 2200 SM
Tes berawal sekitar tahun
2200 SM, yaitu ketika kaisar Cina memerintahkan para pejabatnya untuk diuji
setiap 3 tahun untuk menentukan kelayakan mereka atas suatu jabatan. Ada lima
topik yang dites: hukum perdata, masalah-maslah militer, pertanian, pajak dan
geografi.
Dalam ujian pendahuluan,
para calon diharuskan menginap selama satu hari dan satu malam dalam bilik
kecil yang terisolasi, menulis esai tentang topik yang ditentukan, dan menulis
puisi. Calon yang lulus akan pindah ke distrik ujian, yang memerlukan tiga sesi
terpisah selama tiga hari dan tiga malam. Kemudian calon yang lulus lagi akan
mendapatkan hak istimewa pergi ke Peking untuk mengikuti putaran final ujian
dan yang lulus menjadi orang mandarin, akan terpilih menjadi pejabat di kantor
publik.
Program ujian ini memang
termasuk kriteria seleks yang relevan meskipun melelahkan. Namun sebagai respon
atas meluasnya ketidakpuasan, maka sistem ujian tersebut dihapuskan melalui
surat keputusan kerajaan pada tahun 1906.
2.
Fisiognomi,
Frenologi dan Psikograf
Fisiognomi diladasi
pendapat bahwa kita dapat menilai karakter dalam diri orang-orang dari
penampilan luar mereka, terutama wajah. Fisiognomi mewakilibentuk awal tes
psikologi.
Ketertarikan terhadap
fisiognomi berawal dari abad keempat, ketika filsuf Yunani Aristoteles
menerbitkan sebuah risalah pendek bahwa jiwa dan tubuh saling “bersimpati”.
Aristoteles mendata sejumlah besar sifat yang dapat dilihat dari ciri-ciri
rambut, dahi, alis, hidung, bibir, dan sebagainya.
Banyak penulis Latin
klasik lainnya yang menulis tentang fisiognomi, yaitu Juvenal, Suetonius, dan
Plinny si Tua. Berabad-abad kemudian fisiognomi mulai berkembang ketika seorang
teolog berkebangsaan Swiss Johann Laveter menulis buku populer “Essays on Physiognomy”. Buku ini berisi
ratusan gambar yang sangat akurat yang menggambarkan prinsipnya tentang
fisiognomi dimana karakter bisa dinilai dari rincian penampakan wajah.
Frenologi merupakan
membaca kepribadian seseorang melalui “tonjolan-tonjolan” dikepala. Hal ini
diatribusikan oleh Joseph Gall (1758-1828). Gall berargumen bahwa otak adalah
organ sekaligus kecakapan dan bahwa kemampuan-kemam[uan tersebut terlokalisasi.
Pada akhirnya, karena tengkorak menyesuaikan dengan bentuk otak, suatu
“tonjolan” pada tengkorak akan menunjukkan peningkatan kecakapan tersebut.
Asumsi ini dapat mengetahui apakah seorang individu adalah orang yang penuh
kasih, pendiam, penuh harapan, suka berkelahi, murah hati, percaya diri,
bahagia, suka meniru—lusinan sifat diketahui dari tonjolan-tonjolan tulang
tengkorak.
Johann Spurzheim, seorang
murid dari Gall yang mempopulerkan dan menyebarkan frenologi ke Amerika Serikat
dan Inggris Raya. Berpuluh tahun Henry C. Lavery, seorang yang menyebut dirinya
jenius mengembangkan mesin yang disebut Psikograf. Mesin ini menyerupai helm
yang dipasang di kepala orang yang dites. Masing-masing dari 32 kecakaan mental
akan diberi peringkat 1 sampai 5 (“tidak mencukupi” hingga “sangat unggul”).
Sebuah motor yang digerakkan oleh sabuk akan menghasilkan deskripsi kepribadian
otomatis pertama.
3.
Era
Tes dengan Instrumen Kuningan
Untuk pertama kalinya,
psikologi eksperimen (akhir tahun 1800an) di Eropa dan Inggris Rayaberalih dari
metode yang sepenuhnya subjektif dan introspektif. Kemampuan manusia kemudian
dite dilaboratorium. Para peniliti menggunakan prosedur-prosedur objektif yang
diulang.
Penekanan pada metode
objektif dan kuantitas yang dapat diukur merupakan kemajuan besar namun para
psikolog menemukan jalan buntu. Masalahnya adalah para psikolog eksperimen
terdahulu salah mengira proses-proses sensori sederhana sebagai inteligensi.
Mereka menggunakan berbagai instrumen kuningan untuk mengukur ambang batas
sensori dan waktu reaksi, berpikir bahwa kemampuan tersebut adalah inti dari
inteligensi. Periode ini kadang disebut dengan era tes psikologi dengan
Instrumen Kuningan.
Para pelopor seperti
Wundt, Galton, Cattel, dan Clark Wissler menunjukkan mungkin mengekspos pikiran
pada penelitian dan pengukuran ilmiah. Wilhelm Wundt (1832-1920) membangun
laboratorium psikologi pertama pada 1879 di Leipzig, Jerman. Wundt telah
mengukur proses mental bertahun sebelumnya dan bereksperimen dengan alat
pengukur pikiran. Alat tersebut sebuah pendulum yang diberi ukuran dengan
jarum-jarum yang ditancapkan menonjol pada setiap sisi. Tugas pengamat adalah
mencatat posisi pendulum ketika bel berbunyi. Analisi Wundt menawarkan
penjelasan alternatif yang tidak menganggap bahwa ada ketidakmampuan pada
orang-orang tertentu. Wundt percaya bahwa kecepatan berpikir dapat berbeda dari
satu orang ke orang lainnya.
a.
Glaton
dan Rangkaian Tes Mental Pertama
Sir Francis Galton
(1822-1911) mempelopori psikologi eksperimen yang baru di Inggris Raya pada
abad 18. Galton terobsesi dengan pengukuran bahkan Ia memiliki keyakinan bahwa
nyaris semua hal bisa diukur. Namun, Galton juga menciptakan teknik mengukur
kecantikan, kepribadian, kebosanan terhadap perkuliahan, dan kekuatan doa.
Galton lebih tertarik
pada evolusi manusia ketimbang psikologi. Inquiries
merupakan awal dari gerakan tes mental dan lahirnya psikologi ilmiah atas
perbedaan individual. Galton menunjukkan bahwa perbedaan individu tidak saja
ada namun dapat diukur secara objektif.
Galton menyiapkan
laboratorium psikometrik di London pada 1884. Berbagai alat ukur antropometrik
dan psikometrik diatur dan sekitar 7500 catatan data individual yang sudah
dites. Tes pengukuran melibatkan wilayah fisik dan perilaku. Upaya sederhana
Galton untuk mengukur inteligensi dengan mengukur waktu reaksi dan pembedaan
sensori terbukti tidak membuahkan hasil.
b.
Cattel
Mengimpor Instrumen-Instrumen Kuningan Ke Amerika Serikat
James McKeen Cattel
(1860-1944) mempelajari psikologi eksperimental yang baru bersama Wundt. Ia
melakukan serangkaian studi waktu yang rinci dan teliti, yang mengukur dengan
kecepatan tinggi pecahan-pecahan detik yang diperkirakan dibutuhkan atas
reaksi-reaksi mental yang berbeda.
Cattel (1890) menciptakan
istilah tes mental yang berjudul “Mental Tests and Measurements”. Program
penelitian ini menggambarkan 10 tes mental yang ia usulkan untuk digunakan dan
merupakan suatu pengerjaan ulang dan penambahan dari tradisi Galtonian.
·
Kekuatan
remasan tangan yang diukur dengan menggunakan dinamometer
·
Kecepata
pergerakan tangan melalui jarak sepanjang 50cm
·
Ambang
batas dua titik untuk perabaan
·
Tingkat
tekanan yang dibutuhkan utnuk mrnimbulkan rasa sakit-ketokan karet ditekan ke
dahi
·
Pembedaan
bobot
·
Waktu
reaksi untuk suara
·
Waktu
untuk menyebutkan warna
·
Pembagian
dua dari sebuah garis sepanjang 50cm
·
Penilaian
atas 10 detik waktu
·
Jumlah
huruf yang dihapal dalam satu kali mendengar
·
4.
Skala
Peringkat dan Asal Mulanya
Digunakan
secara luas dalam psikologi sebagai cara untuk mengkualifikasi berbagai jenis
variabel psikologis yang subjektif. Salah satu contoh adalah skala peringkat
sederhana mungkin adlah skala sebelas poin yang digunakan para dokter ketika
bertanya kepada pasien diruang gawat dadurat pada skala 0 sampai 10, dimana 0
berarti sama sekali tidak ada rasa sakit dan 10 adalah rasa sakit yang terburuk
yang pernah anda rasakan.
Galen percaya
pada teori humor umum tentang kesehatan dan penyakit dimana keselarasan atau
ketidakkeselarasan diantara 4 cariran jasmani atau humor menentukan kesehatan
seseorang keempat humor tersebut adalah empedu kuning, emepedu hitam, lendir,
dan darah.
Menurut
McReynolds dan Ludwing (1984) orang pertama yang menciptakan dan
menerapkan skala peringkat untuk
cvariabel variabel psikologis adalah Chirstian Tomansius. Tomansius adalah
seorang ahli hukum dan filsuf jerman yang karirnya membentang ke banyak
penelitian. Ia mengembangkan suatu teori kepribadian yang menempatkan 4 dimensi
utama yaitu kenikmatan, ketamakan, ambisi sosial, cinta rasional. Ia
(5,10,15,20...,60). Pada tahun 1692 ia mempublikasikan data numreriktermasuk data
realibilita. Ini merupakan pencapaian yang sangat penting karena karya ini
jelas merupakan suatukoleksi sistematis dan analisis data empiris kuantitatif
pertama sepanjang sejarah psikologi.
5.
Perubahan
Konsep-Konsep Retardasi Mental pada Tahun 1800-an
Retardasi adalah perlambatan
pembaharuan. Retardasi mental adalah kategori yang digolongkan pada IQ dibawah
70. Ditandai dengan ketidak mampuan menganalisis masalah yang sederhana dan
berhubungan dengan kapasitas otak.
Pada tahun 1900, Binet membantu
mengidentifikasi nanak-anak di sekolah paris yang tidak mungkin mendapat
manfaat dari cara pengajaran biasa. Sebelum masa itu, hanya ada sedikit minat
terhadap kebutuhan pendidikan anak-anak dengan retardasi mental. Pada tahun
1800-an di dunia barat keluar dari era ketidak pedulian dan permusuhan terhadap
orang orang yang memiliki kelemahan psikiartik secara mental. Para praktisi
medis mulai mengakui perbedaan ganguan emosi dan retardasi mental. Pada abad
pertengahan mereka didiagnosis sebagai penyihir dan dihukum mati dan dibakar.
Pada 1698 seorang dokter terkemuka menulis buku yang mengerikan dimana
pemukulan dianjurkan sebagai perlakuan terhadap orang yang memiliki gangguan
jiwa terhadap epilepsi.
Pada awal 1800-an pemikiran yang
ilmiah muncul, dimana para ilmuan menyadari bahwa mereka yang menderita
psikiatrik dapat disembuhkan dan juga retardasi mental. Paham humanisme juga
mulai muncul dan memengaruhi praktek praktek sosial terhadap orang orang dengan
keterbatasan psikologis. Dengan munculnya paham humanisme mereka tertarik
dengan pengobatan retardasi mental.
a.
Esquirol
dan Diagnosis Retardasi Mental
Sekitar abad 19, banyak dokter
mulai melihat antara retardasi mental (keidiotan) dan penyakit kejiwaan
(dementia) . J E D Esquirol adalah yang mengatakan perbedaan tersebut. Dia
mengatakan bahwa retardasi mental adalah suatu fenomena perkembangan sepanjang
hidup sedangkan penyakit kejiwaan biasanya terjadi dimasa dewasa. Ia
berpendapat bahwa retardasi tidak dapat disembuhkan dan penyakit kejiwaan
menunjukkan perubahan kearah lebih baik. Esquirol juga mengusulkan sistem
klasifikasi pertama dalam retardasi mental dan tidaklah mengejutkan bahwa
keterampilan bahasa menjadi kriteria
dianostik utama. 1. Mereka yang menggunakan kalimat pendek, 2. Mereka yang
menggunakan satu suku kata, dan 3. mereka yang hanya menangis dan tanpa
berbicara. Dia tidak mengenal retardasi mental sedang berat dan parah.
b. Seguin dan Pendidikan bagi Orang-Orang
Retardasi Mental.
O. Edoaurd seguin (1812) ikut
dalam meniliti manusia yang memiliki retardasi mental. Ia merupakan murid dari
J E D Esquirol. Pada awal 1838 ia mendirikan kelas eksperimen bagi orang orang
seperti itu. Pada tahun 1866 ia menerbitkan buku idiocy, and its treatment by
the pshycological method tentang perlakuan bagi orang yang mengalami retardasi
mental. Sehingga munculah yang dinamakan modifikasi perilaku.
6.
Pengaruh
Penelitian Awal Binet terhadap Tesnya
Binet merupakan seorang peneliti
dan penulis yang produktif jauh sebelum ia mengalihkan perhatiannya ke tes
intelegensi. Binet mengawali karirnya dalam bidang kedokteran dan putus
ditengah jalan karena ganguan emosional. Dan beralih kepsikologi. Binet bersama
dengan C Fere melakukan 4 studi yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa dengan
mengubah polaritas magnet dapat memicu perubahan total suasana hati (dari
senang ke sedih) atau berpindahnya kelumpuhan histerikal( dari sisi kiri ke
sisi kanan). Pada tahun 1891 binet bekerja di sorbone sebagai asisten sukarela
dan memenuhi serangkaian penelitian serta publikasi yang akan menentukan
“psikologi individual” baru yang ia cetuskan dan akhirnya mencapai puncak yaitu
tes intelegensi. Binet adalah eksperimentalis yang tekun dan kerpa menggunakan
kedua putrinya untuk menguji coba tes intelegensinya .
7.
Binet
dan Tes untuk Proses Mental yang Lebih Tinggi
Pada tahun 1896 binet dan
asistennya di sorbone, vicktor henri, mempublikasikan kajian yang sangat
penting terhadap karya orang jerman dan amerika tentang perbedaan individu.
Mereka berargumen bahwa IQ dapat diukur melalui tes psikologi yang lebih
tinggi.
Pada tahun 1905 mereka(Dr. Blind
dan muridnya MDamaye) berusaha memperbaiki diagnosis retardasi mental dengan
menggunakan rangkaian asesmen di 20 area seperti bahasa lisan, pengetahuan
tentang bagian tubuh, kepatuhan terhadap perintah perintah sederhana,
menyebutkan nama nama objek umum, dan kemampuan membaca menulis serta
mengerjakan aritmatika sederhana. Binet mengkritik skala tersebuk karena
terlalu subjektif, karena adasoal soal mencerminkan pendidikan formal dan
karena bentuk jawaban ya dan tidak pada berbagai pertanyaan , namun ia sangat
terkesan dengan ide menggunakan serangkaian alat tes yaitu karakteristit yang
diadopsi tahun 1905
Pada tahun 1904 mentri pengajaran
umum menentukan pengukuran pendidikan sehingga tes kesahatan dan pendidikan
harus digunakan untuk mengidentifikasi anak anak yang tidak dapat belajar
dengan metode biasa. Binet dan simon diminta untuk mengembangkan suatu alat
praktis hanya demi tujuan ini lalu lahirlah skala resmi pertama untuk menguji
intelegensi anak anak.
30 tes pada skala tahun 1905
terentang dari tes sensori yang sangat sederhana hingga tes abstraksi verbal
yang rumit karena itu skala yang tepat untuk mengukur seluruh tingkat
intelegensi dari retardasi yang berat hingga bakat yang tinggi.
Suatu poin menarik adalah binet
dan simon tidak menawarkan skor yang tepat untuk mendapatkan skor total pada
skala tahun 1905 tetapi tujuan mereka adalah klasifikasi, bukan pengukuran dan
motivasi sepenuhnya adalah kemanusiaan yaitu mengidentifikasi anak anak yang
membutuhkan pendidikan khusus.
8.
Skala
Revisi dan Lahirnya IQ
Pada taun 1908 binet dan
simon menerbitkan revisi dari skla tahun 1905. Skala tahun 1908 berisi 58
soalatau tes hampir dua kali lipat skala tahun 1905. Beberapa tes baru
ditambahkan contohnya menyusun kalimat yang tidak beraturan, menggambar sebutir
berlian, dan melaksanakan urutan tiga perintahbeberapa soal bersifat absurditas
dimana anak anak harus menjelaskan dan mendeteksi.
Inovasi utama dalam skala
tahun 1908 adalah pengenalan konsep tingkat mental. Tes tersebut telah dibatasi
pada sekitar anak 300 normal yang berumur antara 3-13 tahun diamana saat tes
anak anak ditempatkan sesuai umurnya.
Pada tahun 1911 dilakukan
revisi ketiga dari skala binet dan simon diama setiap tingkat umur memiliki
lima tes. Dan diperluas sampai tingkat dewasa.
1.
Masa Awal Tes Di Amerika
Serikat
Skala Biner – simon membantu
mengatasi suatu dilema sosial praktis, yakni bagaimana mengidentifikasikan anak
anak yang membutuhkan pendidikan khusus. Dengan keberhasilan penerapan tes
mental, para psikolog menyadari bahwa penemuan mereka dapat memiliki
signifikansi pragmatis bagi berbagai lapisan masyarakat. Para psikolog di
Amerika Serikat nyaris dengan seketika berfokus pada kebermanfaatan. Pengujian
intelegensiditerima oleh banyak orang sebagai jawaban yang handal dan objektif
bagi masalah masalah sosial yang dialami.
2.
PENGGUNAAN DAN
PENYALAHGUNAAN TES DI MASA AWAL DI AMERIKA SERIKAT
a.
Terjemahan pertama skala
Binet-simon
Pada tahun 906, henry
H.Goddard dipekerjakan oleh vineland Training School di New Jersey untuk
melakukan penelitian tentang klasifikasi dan pendidikan bagi anak anak “lemah
otak.”Ia segera menyadari bahwa dibutuhkan suatu instrumen diagnostik.
Goddard menguji 378
penghuni Vineland dan mengkategorikan mereka berdasarkan diagnosis dan umur
mental.
Goddard juga menguji anak normal
dengan skala Binet-simon yang ia terjemahkan. Ia menggolongkan anak anak yang
umur mentalnya lebih lambat empat tahun atau lebih dari umur kronologisnya
sebagai lemah otak – mencakup 3 persen dari sampelnya.
b.
Binet-Simon dan Imigrasi
Pada tahun I9I0, Goddard
ke pulau Ellis oleh komisioner imigrasi untuk membantu meningkatkan akurasi
pengujian terhadap para imigran. Keyakinan yang suram dan menyedihkan telah
berkembang di seputar kelemahan mental serta imigrasi diawal tahun I900-an :
Diyakini bahwa para
penderita lemah otak adalah orang orang yang berakhlak rendah yang menjadi
sumber dari banyak atau bahkan sebagian besar masalah sosial; bahwa mereka
beranak pinak dengan jumlah yang mengkhwatirkan dan mengancam kesehatan
biologis seluruh bangsa dan bahwa jumlah mereka semakin banyak dengan datangnya
para migran“baru” yang tidak dikehendaki dari negara-negara Eropa selatan dan
timur yang telah jauh melebihi para migran “lama” dari Eropa utara dan barat.
Kisah Goddard dan
kepeduliannya terhadap “ancaman
kelemahan otak,” sebagaimana disampaikan secara satritis oleh Gould (I99I) ,
kerap diabaikan atau diremehkan dalam buku buku tentang pengujian psikologi.
Mayoritas buku tes tentang pengujian tidak menyebutkan atau merujuk Goddard
sama sekali.
Dalam kenyataan, Goddard
adalah salah satu psikolog Amerika yang paling berpengaruh pada awal tahun
I900-an. Karena itu setiap orang bijak harus mempertanyakan mengapa begitu
banyak penulis kontemporer telah mengabaikan atau meremehkan orang yang pertama
kali menerjemahkan dan menerapkan tes Biner di Amerika Serikat ini.
Apa yang ditemukan Goddard dan
apa ia lakukan dengan hasil tes tes tersebut? Dalam sampel imigran berjumlah
kecil, para asistennya menemukan 83 persen orang yahudi, 80 persen orang Hongaria,
79 persen Italia, dan 87 persen orang Rusia adalah lemah otak, yakni di bawah
umur pada skala Biner-Simon.
Interprestasinya atas temuan temuan tersebut berubah - ubah dari hati- hati dan
tidak yakin serta kemudian secara provokatif membahayakan.
·
Tes bagi Bakat : Leta
Stetter Hollingworth
Salah satu penggunan paling awal
dari tes IQ seperti stanford-Binet adalah tes bagi bakat. Pelopor atas
penerapan ini adalah Letta Stetter Hollingworth yang menghabiskan karier
singkatnya (ia meninggal karena penyakit kanker pada usia 53 tahun) dengan
berfokus pada psikologi orang jeniusHollingworth adalah peneliti produktif yang
memajukan ilmu tes IQ. Ia seorang idealis terkemuka di masanya. Ia mengajukan
dana bergulir yang dapat diambil oleh anak-anak berbakat untuk mengembangkan
diri mereka, dengan kewajiban moral (namun bukan hukum) akan mengembalikan uang
tersebut dalam waktu duapuluh tahun. Ia memperkirakan bahwa dana semacam itu
akan tumbuh berlipat ganda dalam waktu berpuluh-puluh tahun dan menguntungkan
bangsa dengan cara tak terduga, sayangnya rencana luarbiasa ini tak pernah
terlaksana. Hollingworth juga seorang feminis yang mengatribusikan
perbedaan-perbedaan gender dalam prestasi dan pencapaian dengan dampak sosial
serta budaya : Hal yang tidak
dikehendaki adalah mencari penyebab perbedaan pencapaian dan prestasi
antarjenis kelamin menyangkut perbedaan afektif dan intelektual dasar yang
tidak jelas hingga kita mengkaji sepenuhnya fakta yang jelas serta nyata yang
gak bisa diingkari sebagai penyebabnya, yakni bahwa perempuan melahirkan dan
membesarkan anak dan bahwa ini merupakan bagian tak terhindarkan dari pekerjaan
mengurus rumah, yaitu bidang di mana prestasi tidak dimungkinkan.
·
Stanford-Binet: Arus
Utama IQ di Masa Awal
Kendati Goddard adalah orang
pertama yang menerjemahkan skala Binet di Amerika Serikat, namun profesor dari
Stanford Lewis M. Terman, yang memopulerkan pengujian IQ dengan skala Bineryang
direvisinya. Tes Stanford-Biner, demikian nama tes baru tersebut, merupakan
suatu revisi besar, bukan sekedar perluasan terhadap skala Biner terdahulu. Di
antara banyak perubahan yang menghasilkan gengsi Stanford-Binet yang tidak
perlu dipertanyakan lagi adalah penggunaan IQ yang kini tidak asing lagi untuk
mengekpresikan hasil-hasil tes. Selain itu, Stanford-Binet juga memiliki
instruksi yang jelas serta terorganisasi dengan baik bagi pelaksanaan dan
pemberian skor. Perhatian besar diberikan dalam mengamankan sampel
representatif subjek yang akan digunakan dalam standardisasi tes.
Standford-Binet merupakan standar pengujian inteligansi selama berpuluh-puluh
tahun. Tes-tes baru selalu divalidasikan terkait dengan korelasinya dengan alat
ukur ini.
3.
TES-TES KELOMPOK DAN
KLASIFIKASI CALON TENTARAPD I
Menimbangkan kecondongan orang
Amerika pada efisien, merupakan hal yang alami bahwa para peneliti akan
mengupayakan tes mental kelompok untuk melengkapi tes-tes inteligensi
individual yang relatif memakan waktu yang diimpor dari prancis. Di antara
orang-orang pertama yang mengembangkan tes kelompok adalah Pyle, yang
menerbitkan norma anak-anak sekolah untuk serangkaian tes yang terdiri dari
pengukuran yang sudah sering digunakan seperti tentang memori, penggantian
angka-simbol, dan asosiasi kata lisan (dengan cepat menuliskan kata-kata
sebagai respon stimulus terhadap kata). Pintner merevisi dan memperluas
serangkaian tes Pyle, dengan menambahkan tes pemberian tanda berbatas waktu di
mana anak harus menyilang huruf a setiap kali huruf itu muncul dalam suatu
baris teks.
·
Pengujian Army Alpha dan
Beta
Alpha didasarkan pada
karya Otis yang ketika itu belum dipublikasikan dan terdiri dari delapan tes
bermuatan verbal untuk para calon tentara yang berfungsi rata-rata dan tinggi.
Armi Beta adalah tes kelompok nonverbal yang dirancang untuk digunakan bagi
orang-orang yang buta aksara dan para calon tentara yang bahasa utamanya bukan
bahasa inggris. Tes tersebut terdiri dari beragam tes visual-perseptual dan
motorik seperti menelusuri suatu jalur melalui jalan berliku dan
memvisualisasikan jumlah balok yang benar yang di tunjukkan dalam gambar tiga
dimensi.
Tes ketentaraan
dimaksudkan untuk membantu memisahkan dan menyisihkan orang-orang yang secara
mental tidak kompeten, mengelompokkan orang-orang berdasarkan kemampuan mental
mereka, dan membantu penempatan orang-orang yang kompoten pada posisi-posisi
yang menuntut tanggung jawab. Meskipun demikian, tidak sepenuhnya jelas apakah
angkatan bersenjata sangat memanfaatkan data masif yang dipasok oleh Yerkes dan
para asistennya yang penuh semangat.
Dari segi positif, tes
Ketentaraan memberikan pengalaman yang luar biasa besar dalam psikometrika
konstruksi tes kepada para psikolog. Ribuan koefisien korelasi dihitung,
termasuk penggunaan secara besar-besaran kerelasi berganda dalam analisis data
tes. Konstruksi tes telah beralih dari seni ke sains hanya dalam waktu beberapa
tahun saja.
4.
TES PENDIDIKAN DI MASA
AWAL
Baik atau buruk, skema
besar Yerkes untuk menguji para calon tentara membantu mengantar ke era tes
kelompok. Setelah PD I, pertanyaan-pertanyaan terlontar dari industri , sekolah-sekolah
negeri, dan perguruan-perguruan tinggi tentang penerapan potensial tes-tes yang
mudah ini yang hampir semua dapat melaksanakannya dan memberikan skor. Para
psikolog yang bekerja dengan Yerkes segera meninggalkan tugas di dinas
ketentaraan dan membawa gagasan tes-tes inteligensi tertulis yang baru
ditemukan tersebut ke dunia industri serta pendidikan.
Army Alpha dan Beta juga
dirilis untuk penggunaan umum. Tes-tes ini segera menjadi purwarupa untuk
sekelompok besar tes kelompok dan memengaruhi viri tes-tes inteligensi, ujian
masuk perguruan tinggi, tes prestasi skolastik, dan tes bakat. Salah satu
konsekuensi spesifik dari penguji ketentaraan adalah ketika Dewan Riset
Nasional, sebuah organisasi ilmuwan pemerintah, menyusun Tes Inteligensi Nasional,
yang kemudian dilaksanakan pada 7 juta anak di Amerika Serikat. Dengan
demikian, tes-tes yang terkenal seperti skala Wechsler, Tes Bakat Skolastik,
dan Ujian Nilai Pasca Sarjana sesungguhnya memiliki akar pada karya Yerkes,
Otis, dan penguji massal para calon tentra dalam PD I.
Fungsi CEEB kemudian
digabungkan di bawah lembaga-nirlaba layanan Pengujian Pendidikan. ETS mengatur
pengembangan, standardisasi, dan validasi tes-tes yang sangat terkenal seperti
ujian nilai pasca sarjana, tes penerimaan sekolah hukum, dan tes masuk pasukan
perdamaian.
Sejak awal, Sach T memasukkan
prinsip-prinsip psikometrika modern seperti penormaan subtes-subtes sehingga
variabilitas dalam subjek dapat diukur dan memilih sample standardisasi yang
sangat besar serta representatif.
5.
PENGEMBANGAN TES-TES
BAKAT
Tes- tes bakat mengukur kemampuan
yang lebih spesifik dan terbatas ketimbang tes-tes intelegensi.secara
tradisional tes intelegensi mengukur konstuk yang lebih global seperti
intelegensi umum.tes bakat tunggal hanya akan mengukur satu willayah kemampuan
dan serangkaian tes bakat berganda akan menghasilkan skor dalam beberapa area
kemampuan yang berbeda. Pengembangan tes bakat tertinggal dari tes intelegensi
karena dua sebab yaitu sebab statistikal dan sosial. Masalah statistikal adalah
bahwa suatu tehnik baru, yakni analisis faktor, kerap di butuhkan untuk
mengeehui bakat bakat mana yang utama sehingga berbeda satu sama lain.
6.
TES KEPRIBADIAN DAN
FOKASIONAL SETELAH PD I
Kendati metode pengukuran dasar
seperti tehnik asosiasi bebas telah di gunakan sebelum peralihan ke abad 20
oleh Galton, Kraepelin, dan lainnya baru pada PD I tes tes kepribadian
berkembang dalam bentuk yang mirip dengan tampilannya di masa kini. Tes kepribadian
modern di mulai ketika Woodworth mencoba mengembangkan suatu instrumen untuk
mendeteksi para calon tentara yang rentan terhadap psikonerosis. Perkembangan
besar berikutnya adalah infentori neurosis yaitu skedul kepribadian thurstone
(Trustone personality schdule) (Trustonen& Trustone,1930) dari teks
Trustone berkembang infentori kepribadian Berneurter (Bernter personality
infentory)( Bernreuter 1931). Inventory (Hathaway& Mckinley,1940).
7.
ASAL MULA TES PROYEKTIF
Pendekatan proyektif diawali
dengan metode asosiasi kata yang di pelopori Prancis galton pada akhir tahun
1800an. Beberapa ahli sejarah bahkan berspekulasi bahwa penerapan asosiasi
bebas oleh Freud sebagai alat terapiutik dalam psikoanalisis berkembang dari
makalah Galton yang di publikasikan dalam Brain pada tahun 1879 (Forrest,1974).
Karya Galton di lanjutkan di
Jerman oleh Wundt serta Kraepelin dan akhirnya di sempurnakan oleh Jung (1910).
Tes Jung terdiri dari 100 kata stimulus. Untuk setiap kata, subjek hars
menjawab secepat mungkin dengan kata pertama yang muncul dalam pikiran. Kent
dan Rosanoff (1910) memberikan rasa Amerika yang khas pada metode asosiasi
dengan menabulasi reaksi 1000 subjek normal pada satu daftar 100 kata stimulus.
Tabel ini di rancang untuk membandingkan reaksi subjek normal dan subjek yang
tidak waras. Sementara orang Amerika mengupayakan pendekatan empiris terhadap
tes kepribadian objektif, seorang psikiater muda berkebangsaan Swiss, hermann
Rorschach (1884-1922), mengembangkan alat yang sama sekali berbeda untuk mempelajari
kepribadian.
Rorschach dan tes tes
proyektif lainnya yang di bahas secara
berturut turut di tautkan pada hipotesis proyektif. Rorschach yakin bahwa yakin
bahwa orang orng mengungkapkan dimensi kepribadian yang penting dalam responnya
terhadapbercak bercak tinta.bila tes rorschach aslinya dikembangkan untuk
mengungkap hal hal terdalamdalam subjek abnormal, TAT atau tes apersepti
tematik (morgan & murray, 1935), dikembangkan sebagai instrumen untuk
mempelajari kepribadian normal. TAT terdiri dari beberapa seragkaian gambar
yang sebagian besar menggambarkan satu orang atau lebih yang sedang melakukan
interaksi ambigu.
Murray(1938) meyakini bahwa
kebutuhan akan kepribadian dasar, seperti kebutuhan berprestasi, akan diungkap
oleh isi cerita. Suatu pendekatan yang benar-benar baru terhadap tes proyektif digunakan oleh
goodnough (1926), yang mencoba mengetahui tidak hanya tingkat elektual
namun,juga minat dan sifat sifat kepribadian anak anak dengan menganalisis gambar
mereka.
Sementara itu, tes proyektif di
eropa didominasi oleh tes zhondi, yaitu instrumen anehyang didasarkan pada
premis yang benar- benar salah. Lipot zhondi adalah psikiater berkebangsaan
swiss yang lahir dihungaria yang meyakini bahwa gangguan- gangguan psikiatris
utama disebabkan oleh gen-gen resesif.
8.
PENGEMBANGAN INVENTORI-
INVENTORI MINAT
Ketika para ahli-ahli klinis
mengembangkan alat-alat ukur untuk menganalisis kepribadian dan konflik-konflik
bawah sadar, para psikolog lain menyusun alat-alat ukur untuk bimbingan dan
konseling bagi sejumlah besar orang – orng normal . hal yang paling utama di
antara alat-alat ukur semacam itu adalah inventori minat,yang brakar pada studi
tren perkemabangan thorndike (1912) pada minat 100 mahasiswa.
Edward k. Strong (1884-1963)
merevisi tes cowdery dan menghabikan 36 tahun untuk mengembangkan kunci-kunci
empiris bagi instrumen modifikasi yang disebut isian minat vokasional strong
(strong vocational interest blank-SVIB). SVIB merupakan salah satu tes yang
paling banyak digunakan sepanjang waktu (strong, 1927). Versi modernnya
,inventory minat strong (strong interest inventory), masih digunakan secara
luas oleh para konselor bimbingan.salah satu pesaing SVIB adalah nilai prefensi
kuder (kuder preference record) (kuder, 1934). Tes kuder merupakan tes ipsatif
; yakni membandingkan kekuatan relatif minat-minat dalam diri indvidu,
ketimbang membandingkan responnya dengan kelompok profesional.
[GTA] Genesis VGM - YouTube - VHDL
BalasHapus[GTA] Genesis VGM. [GTA] youtube mp4 Genesis VGM. [GTA] Genesis VGM. [GTA] Genesis VGM. [GTA] Genesis VGM. [GTA] Genesis VGM. [GTA] Genesis VGM. [GTA] Genesis VGM. [GTA]